(Sumber:putrama.co.id)
Desa Trunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Bali ini terkenal dengan keunikan tradisi pemakaman
wisatawan domestik maupun mancanegara. Desa ini dikenal mempunyai tradisi lokal
yaitu cara memamkamkan yang unik diandingkan dengan desa-desa lain di pulau
Bali. Disana kamu akan melihat dengan seksama tubuh-tubuh yang berjejer
kerangka yang berjejer, koin-koin yang berserakan bahkan benda-benda yang akan
ditinggalkan bersama dengan mayat tersebut. Itulah keunikan yang disediakan
oleh Kuburan di Desa Trunyan. Secara khusus area pemakaman tidak memiliki bau
mayat atau bau tidak sedap lainnya yang disebabkan oleh pohon Taru Menyan.
Kemudian untuk menuju desa Trunyan Anda hanya perlu menyewa perahu di Dermaga Kedisan di tepi Danau Batur Kintamani Bali. Makam Trunyan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dengan biaya sekitar Rp 100.000.
Aktivitas menarik setelah mengunjungi desa Trunyan adalah mendaki Bukit Trunyan di Bali yang juga dikenal dengan Puncak Indrakila yang saat ini sedang populer di Bali. Terletak di atas desa Trunyan Kintamani Bangli. Tidak kalah dengan Gunung Batur dan Gunung Abang yang terletak di sebelahnya. Pemandangan panorama seperti bonus ganda yang Anda temukan di luar panorama perbukitan. Di Perbukitan Trunyan pemandangan indah seperti kawah Batur berjalan beriringan dengan keindahan Danau Batur. Selain itu bukit Songan Kintamani dan pantai dapat dilihat dari kejauhan.
Objek wisata Bukit Trunyan memiliki hal yang sangat menarik yaitu keindahan alam di sepanjang jalur pendakian, memberikan panorama yang memanjakan mata dan sangat menyejukan diri dan dapat mengurangi lelah tubuh saat pendakian. Bukit Trunyan dinilai seagai tempat berkemah terbaik di Kintamani Bangli. Sebenarnya tempat ini sudah ada sejak lama. Namun tidak banyak orang yang tahu tentang tempat wisata bukit trunyan karena mungkin hanya sedikit orang yang mempromosikan tempat ini di social media. Lokasi tepatnya berada di dekat atau di Danau Batur di sebelah timur. Puncak Bukit Trunyan berada pada ketinggian 1.800 mdpl untuk mencapai puncaknya pendaki dapat menempuh 2 jalur pendakian yang ada. Salah satu rute yang sering digunakan yaitu melalui desa Trunyan itu sendiri dan merupakan jalur utama, hal tersebut membuat rute tersebut menjadi rute terbaik untuk mendaki Bukit Trunyan di Bali. Yang kedua di Bali timur tepatnya di desa Tianyar Karangasem. Adapun durasi pendakian ini tergantung dari peserta yang mengikuti pendakian Bukit Trunyan. Karena setiap orang memiliki toleransi yang bereda-beda, kisaran 2 jam 30 menit hingga 3 jam lebih
Melalui pura Pancering Jagat memiliki roh
spiritual atau magis banyak tempat yang sangat keramat sehingga yang ingin
mendaki bukit ini harus mematuhi atau menaati larangan ini.
Larangan untuk dipatuhi tidak jarang
seperti:
1. Bericara dengan sopan dan tidak menggunakan
kata-kata kotor. Standar yang ada di alam memang dihormati.
2. Wanita dengan hambatan harus menunda
kegiatan yang tidak baik untuk keselamatan. Di Bali diyakini bahwa wanita
memiliki penghalang (lunaka) untuk memasuki tempat suci.
3. Jangan membuang sampah sembarangan memuang
sampah semarangan.
Lalu informasi yang bisa saya dapat dari
Pak Yasa selaku salah satu pemandu utama pendakian Bukit Trunyan juga
menyarankan agar calon peserta pendakian Bukit Trunyan mempersiapkan hal-hal
seagai berikut:
1. Persiapan kesehatan rohani dan jasmani
untuk perjalanan dalam kegiatan outdoor terutama hiking atau mendaki gunung.
2. Menyediakan layanan logistik yang lengkap
dan personal. Jangan membawa makanan
dari hewan berkaki 4 terutama sapi.
3. Bawalah jas hujan dan pakaian cadangan saat
hujan
Demikian
informasi yang dapat saya berikan tentang Desa Trunyan dan Bukitan Trunyan.
Terima kasih banyak telah mengunjungi Blog ini!
________________________________________________
Tentang Pembuat Blog:
- I Gede
Wirahadi Kusuma Yuda
- Politeknik Negeri Bali
- Jurusan Pariwisata
- Program Studi : Manajemen Bisnis Pariwisata